Bismilahirohmanirohim :)
Alhamdulilah kali ini saya menemukan ide-ide cemerlang lagi
untuk memberikan informasi yang up to date. Kali ini saya membahas tentang PLC,
yaa seperti cara kerja, definisi-definisi gitu deh, dan beserta contoh simulasi
ledder diagram yang saya buat di software PLC OMRON CX-PROGRAM. Semoga bermanfaat ya :)
BASIC PLC
Dasar-Dasar PLC
Programmable Logic Controller (PLC)
adalah sebuah rangkaian elektronik yang dapat mengerjakan berbagai
fungsi-fungsi kontrol pada level-level yang kompleks. PLC dapat
diprogram, dikontrol, dan dioperasikan oleh operator yang tidak
berpengalaman dalam mengoperasikan komputer. PLC umumnya digambarkan
dengan garis dan peralatan pada suatu diagram ladder. Hasil gambar
tersebut pada komputer menggambarkan hubungan yang diperlukan untuk
suatu proses. PLC akan mengoperasikan semua siatem yang mempunyai output
apakah harus ON atau OFF. Dapat juga dioperasikan suatu sistem dengan output yang bervariasi.
PLC pada awalnya sebagai alat elektronik untuk mengganti panel relay. Pada saat itu PLC hanya bekerja untuk kondisi ON-OFF untuk pengendalian motor, solenoid, dan actuator. Alat ini mampu mengambil keputusan yang lebih baik dibandingkan relay biasa. PLC pertama-tama banyak digunakan pada bagian otomotif. Sebelum adanya PLC, sudah banyak peralatan kontrol sequence, ketika relay muncul, panel kontrol dengan relay menjadi kontrol sequence yang utama. Ketika transistor muncul, solid state relay yang diterapkan seperti untuk kontrol dengan kecepatan tinggi.
Pada tahun 1978, penemuan chip mikroprosessor menaikkan kemampuan komputer untuk segala jenis sistem otomatisasi dengan harga yang terjangkau. Robotika, peralatan otomatis dan komputer dari berbagai tipe, termasuk PLC berkembang dengan pesat. Program PLC makin mudah untuk dimengerti oleh banyak orang.
Pada awal tahun 1980 PLC makin banyak digunakan. Beberapa perusahaan elektronik dan komputer membuat PLC dalam volume yang besar. Meskipun industri peralatan mesin CNC telah digunakan beberapa waktu yang lalu, PLC tetap digunakan. PLC juga digunakan untuk sistem otomatisasi building dan juga security control system.
Sekarang sistem kontrol sudah meluas hingga keseluruh pabrik dan sistem kontrol total dikombinasikan dengan kontrol feedback, pemrosesan data, dan sistem monitor terpusat. Saat ini PLC sudah menjadi alat yang cerdas, yang merupakan kebutuhan utama di industri modern. PLC modern juga sebagai alat yang dapat mengakuasi data dan menyimpannya.
PLC sebenarnya adalah suatu sistem elektronika digital yang dirancang agar dapat mengendalikan mesin dengan proses mengimplementasikan fungsi nalar kendali sekuensial, operasi pewaktuan (timing), pencacahan (counting), dan aritmatika.
PLC tidak lain adalah komputer digital sehingga mempunyai processor, unit memori, unit kontrol, dan unit I/O, PLC berbeda dengan komputer dalam beberapa hal, yaitu :
• PLC dirancang untuk berada di lingkungan industri yang mungkin banyak debu, panas, guncangan, dan sebagainya.
• PLC harus dapat dioperasikan serta dirawat dengan mudah oleh teknisi pabrik.
• PLC sebagian besar tidak dilengkapi dengan monitor, tetapi dilengkapi dengan peripheral port yang berfungsi untuk memasukkan program sekaligus memonitor data atau program.
Sebagian besar PLC dapat melakukan operasi sebagai berikut :
1. Relay Logic
2. Penguncian ( Locking )
3. Pencacahan ( Counting )
4. Penambahan
5. Pengurangan
6. Pewaktuan ( Timing )
7. Kendali PID
8. Operasi BCD
9. Manipulasi Data
10. Pembandingan
11. Pergeseran
Kehandalan PLC (Programmable Logic Controller)
- Flexibility
Pada awalnya, setiap mesin produksi yang dikendalikan secara elektronik memerlukan masing-masing kendali, misalnya 12 mesin memerlukan 12 kontroler. Sekarang dengan menggunakan satu model dari PLC dapat mengendalikan salah satu dari 12 mesin tersebut. Tiap mesin dikendalikan dengan masing-masing program sendiri.
- Perubahan implementasi dan koreksi error
Dengan menggunakan tipe relay yang terhubung pada panel, perubahan program akan memerlukan waktu untuk menghubungkan kembali panel dan peralatan. Sedangkan dengan menggunakan PLC untuk melakukan perubahan program, tidak memerlukan waktu yang lama yaitu dengan cara merubahnya pada sebuah software. Dan jika kesalahan program terjadi, maka kesalahan dapat langsung dideteksi keberadaannya dengan memonitor secara langsung. Perubahannya sangat mudah, hanya mengubah diagram laddernya.
- Harga yang rendah
PLC lebih sederhana dalam bentuk, ukuran dan peralatan lain yang mendukungnya, sehingga harga dapat dijangkau. Saat ini dapat dibeli PLC berikut timer, counter, dan input analog dalam satu kemasan CPU. PLC mudah di dapat dan kini sudah banyak beredar di pasaran dengan bermacam-macam merk dan tipe.
- Jumlah kontak yang banyak
PLC memiliki jumlah kontak yang banyak untuk tiap koil yang tersedia. Misal panel yang menghubungkan relay mempunyai 5 kontak dan semua digunakan sementara pada perubahan desain diperlukan 4 kontak lagi yang berarti diperlukan penambahan satu buah relay lagi. Ini berarti diperlukan waktu untuk melakukan instalasinya. Dengan menggunakan PLC, hanya diperlukan pengetikan untuk membuat 4 buah kontak lagi. Ratusan kontak dapat digunakan dari satu buah relay, jika memori pada komputer masih memungkinkan.
- Memonitor hasil
Rangkaian program PLC dapat dicoba dahulu, ditest, diteliti dan dimodifikasi pada kantor atau laboratorium, sehingga efisiensi waktu dapat dicapai. Untuk menguji program PLC tidak harus diinstalasikan dahulu ke alat yang hendak dijalankan, tetapi dapat dilihat langsung pada CPU PLC atau dilihat pada software pendukungnya.
- Observasi visual
Operasi dari rangkaian PLC dapat dilihat selama dioperasikan secara langsung melalui layar CRT. Jika ada kesalahan operasi maupun kesalahan yang lain dapat langsung diketahui. Jalur logika akan menyala pada layar sehingga perbaikan dapat lebih cepat dilakukan melalui observasi visual. Bahkan beberapa PLC dapat memberikan pesan jika terjadi kesalahan.
- Kecepatan operasi
Kecepatan operasi dari PLC melebihi kecepatan operasi daripada relay pada saat bekerja yaitu dalam beberapa mikro detik. Sehingga dapat menentukan kecepatan output dari alat yang digunakan.
- Metode bolean atau ladder
Program PLC dapat dilakukan dengan diagram ladder oleh para teknisi atau juga menggunakan sistem bolean atau digital bagi para pemrogram PLC yang lebih mudah dan dapat disimulasikan pada software pendukungnya.
- Reliability
Peralatan solid state umumnya lebih tahan dibandingkan dengan relay atau timer mekanik. PLC mampu bekerja pada kondisi lingkungan yang berat, misalnya goncangan, debu, suhu yang tinggi, dan sebagainya.
- Penyederhanaan pemesanan komponen
PLC adalah satu peralatan dengan satu waktu pengiriman. Jika satu PLC tiba, maka semua relay, counter, dan komponen lainnya juga tiba. Jika mendesain panel relay sebanyak 10 relay, maka diperlukan 10 penyalur yang berbeda pula waktu pengirimannya, sehingga jika lupa memesan satu relay akan berakibat tertundanya pengerjaan suatu panel.
- Dokumentasi
Mencetak rangkaian PLC dapat dilakukan segera secara nyata sebagian atau keseluruhan rangkaian tanpa perlu melihat pada blueprint yang belum tentu up to date, dan juga tidak perlu memeriksa jalur kabel dengan rangkaian.
-nKeamanan
Program PLC tidak dapat diubah oleh sembarang orang dan dapat dibuatkan password. Sedangkan panel relay biasa memungkinkan terjadinya perubahan yang sulit untuk dideteksi.
- Memudahkan perubahan dengan pemrograman ulang.
PLC dapat dengan cepat diprogram ulang, hal ini memungkinkan untuk mencampur proses produksi, sementara produksi lainnya sedang berjalan.
Disamping beberapa kehandalan di atas, tidak bisa dipungkiri bahwa PLC juga mempunyai beberapa kelemahan antara lain :
- Teknologi baru
Sulit untuk mengubah pola pikir beberapa personil yang telah lama menggunakan konsep relay untuk berubah kekonsep PLC komputer.
- Aplikasi program yang tetap
Beberapa aplikasi dari proses produksi merupakan aplikasi yang tidak akan berubah selamanya sehingga keunggulan dari pada PLC untuk mengubah program menjadi tidak berguna.
- Kondisi lingkungan
Lingkungan proses tertentu seperti panas yang tinggi dan getaran ,interferensi dengan peralatan listrik lain membuat keterbatasan pemakaian PLC.
- Pengoperasian yang aman
Pada penggunaan sistem relay, jika sumber daya padam akan langsung mematikan seluruh rangkaian dan tidak secara otomatis bekerja kembali PLC akan langsung menjalankan proses yang di program, namun hal ini tergantung dari program yang dibuat.
- Operasi pada rangkaian yang tetap
Jika suatu rangkaian operasi tidak pernah diubah, seperti misalnya drum mekanik , lebih murah jika tetap menggunakan konsep relay dari pada menggunakan PLC
PLC pada awalnya sebagai alat elektronik untuk mengganti panel relay. Pada saat itu PLC hanya bekerja untuk kondisi ON-OFF untuk pengendalian motor, solenoid, dan actuator. Alat ini mampu mengambil keputusan yang lebih baik dibandingkan relay biasa. PLC pertama-tama banyak digunakan pada bagian otomotif. Sebelum adanya PLC, sudah banyak peralatan kontrol sequence, ketika relay muncul, panel kontrol dengan relay menjadi kontrol sequence yang utama. Ketika transistor muncul, solid state relay yang diterapkan seperti untuk kontrol dengan kecepatan tinggi.
Pada tahun 1978, penemuan chip mikroprosessor menaikkan kemampuan komputer untuk segala jenis sistem otomatisasi dengan harga yang terjangkau. Robotika, peralatan otomatis dan komputer dari berbagai tipe, termasuk PLC berkembang dengan pesat. Program PLC makin mudah untuk dimengerti oleh banyak orang.
Pada awal tahun 1980 PLC makin banyak digunakan. Beberapa perusahaan elektronik dan komputer membuat PLC dalam volume yang besar. Meskipun industri peralatan mesin CNC telah digunakan beberapa waktu yang lalu, PLC tetap digunakan. PLC juga digunakan untuk sistem otomatisasi building dan juga security control system.
Sekarang sistem kontrol sudah meluas hingga keseluruh pabrik dan sistem kontrol total dikombinasikan dengan kontrol feedback, pemrosesan data, dan sistem monitor terpusat. Saat ini PLC sudah menjadi alat yang cerdas, yang merupakan kebutuhan utama di industri modern. PLC modern juga sebagai alat yang dapat mengakuasi data dan menyimpannya.
PLC sebenarnya adalah suatu sistem elektronika digital yang dirancang agar dapat mengendalikan mesin dengan proses mengimplementasikan fungsi nalar kendali sekuensial, operasi pewaktuan (timing), pencacahan (counting), dan aritmatika.
PLC tidak lain adalah komputer digital sehingga mempunyai processor, unit memori, unit kontrol, dan unit I/O, PLC berbeda dengan komputer dalam beberapa hal, yaitu :
• PLC dirancang untuk berada di lingkungan industri yang mungkin banyak debu, panas, guncangan, dan sebagainya.
• PLC harus dapat dioperasikan serta dirawat dengan mudah oleh teknisi pabrik.
• PLC sebagian besar tidak dilengkapi dengan monitor, tetapi dilengkapi dengan peripheral port yang berfungsi untuk memasukkan program sekaligus memonitor data atau program.
Sebagian besar PLC dapat melakukan operasi sebagai berikut :
1. Relay Logic
2. Penguncian ( Locking )
3. Pencacahan ( Counting )
4. Penambahan
5. Pengurangan
6. Pewaktuan ( Timing )
7. Kendali PID
8. Operasi BCD
9. Manipulasi Data
10. Pembandingan
11. Pergeseran
Kehandalan PLC (Programmable Logic Controller)
- Flexibility
Pada awalnya, setiap mesin produksi yang dikendalikan secara elektronik memerlukan masing-masing kendali, misalnya 12 mesin memerlukan 12 kontroler. Sekarang dengan menggunakan satu model dari PLC dapat mengendalikan salah satu dari 12 mesin tersebut. Tiap mesin dikendalikan dengan masing-masing program sendiri.
- Perubahan implementasi dan koreksi error
Dengan menggunakan tipe relay yang terhubung pada panel, perubahan program akan memerlukan waktu untuk menghubungkan kembali panel dan peralatan. Sedangkan dengan menggunakan PLC untuk melakukan perubahan program, tidak memerlukan waktu yang lama yaitu dengan cara merubahnya pada sebuah software. Dan jika kesalahan program terjadi, maka kesalahan dapat langsung dideteksi keberadaannya dengan memonitor secara langsung. Perubahannya sangat mudah, hanya mengubah diagram laddernya.
- Harga yang rendah
PLC lebih sederhana dalam bentuk, ukuran dan peralatan lain yang mendukungnya, sehingga harga dapat dijangkau. Saat ini dapat dibeli PLC berikut timer, counter, dan input analog dalam satu kemasan CPU. PLC mudah di dapat dan kini sudah banyak beredar di pasaran dengan bermacam-macam merk dan tipe.
- Jumlah kontak yang banyak
PLC memiliki jumlah kontak yang banyak untuk tiap koil yang tersedia. Misal panel yang menghubungkan relay mempunyai 5 kontak dan semua digunakan sementara pada perubahan desain diperlukan 4 kontak lagi yang berarti diperlukan penambahan satu buah relay lagi. Ini berarti diperlukan waktu untuk melakukan instalasinya. Dengan menggunakan PLC, hanya diperlukan pengetikan untuk membuat 4 buah kontak lagi. Ratusan kontak dapat digunakan dari satu buah relay, jika memori pada komputer masih memungkinkan.
- Memonitor hasil
Rangkaian program PLC dapat dicoba dahulu, ditest, diteliti dan dimodifikasi pada kantor atau laboratorium, sehingga efisiensi waktu dapat dicapai. Untuk menguji program PLC tidak harus diinstalasikan dahulu ke alat yang hendak dijalankan, tetapi dapat dilihat langsung pada CPU PLC atau dilihat pada software pendukungnya.
- Observasi visual
Operasi dari rangkaian PLC dapat dilihat selama dioperasikan secara langsung melalui layar CRT. Jika ada kesalahan operasi maupun kesalahan yang lain dapat langsung diketahui. Jalur logika akan menyala pada layar sehingga perbaikan dapat lebih cepat dilakukan melalui observasi visual. Bahkan beberapa PLC dapat memberikan pesan jika terjadi kesalahan.
- Kecepatan operasi
Kecepatan operasi dari PLC melebihi kecepatan operasi daripada relay pada saat bekerja yaitu dalam beberapa mikro detik. Sehingga dapat menentukan kecepatan output dari alat yang digunakan.
- Metode bolean atau ladder
Program PLC dapat dilakukan dengan diagram ladder oleh para teknisi atau juga menggunakan sistem bolean atau digital bagi para pemrogram PLC yang lebih mudah dan dapat disimulasikan pada software pendukungnya.
- Reliability
Peralatan solid state umumnya lebih tahan dibandingkan dengan relay atau timer mekanik. PLC mampu bekerja pada kondisi lingkungan yang berat, misalnya goncangan, debu, suhu yang tinggi, dan sebagainya.
- Penyederhanaan pemesanan komponen
PLC adalah satu peralatan dengan satu waktu pengiriman. Jika satu PLC tiba, maka semua relay, counter, dan komponen lainnya juga tiba. Jika mendesain panel relay sebanyak 10 relay, maka diperlukan 10 penyalur yang berbeda pula waktu pengirimannya, sehingga jika lupa memesan satu relay akan berakibat tertundanya pengerjaan suatu panel.
- Dokumentasi
Mencetak rangkaian PLC dapat dilakukan segera secara nyata sebagian atau keseluruhan rangkaian tanpa perlu melihat pada blueprint yang belum tentu up to date, dan juga tidak perlu memeriksa jalur kabel dengan rangkaian.
-nKeamanan
Program PLC tidak dapat diubah oleh sembarang orang dan dapat dibuatkan password. Sedangkan panel relay biasa memungkinkan terjadinya perubahan yang sulit untuk dideteksi.
- Memudahkan perubahan dengan pemrograman ulang.
PLC dapat dengan cepat diprogram ulang, hal ini memungkinkan untuk mencampur proses produksi, sementara produksi lainnya sedang berjalan.
Disamping beberapa kehandalan di atas, tidak bisa dipungkiri bahwa PLC juga mempunyai beberapa kelemahan antara lain :
- Teknologi baru
Sulit untuk mengubah pola pikir beberapa personil yang telah lama menggunakan konsep relay untuk berubah kekonsep PLC komputer.
- Aplikasi program yang tetap
Beberapa aplikasi dari proses produksi merupakan aplikasi yang tidak akan berubah selamanya sehingga keunggulan dari pada PLC untuk mengubah program menjadi tidak berguna.
- Kondisi lingkungan
Lingkungan proses tertentu seperti panas yang tinggi dan getaran ,interferensi dengan peralatan listrik lain membuat keterbatasan pemakaian PLC.
- Pengoperasian yang aman
Pada penggunaan sistem relay, jika sumber daya padam akan langsung mematikan seluruh rangkaian dan tidak secara otomatis bekerja kembali PLC akan langsung menjalankan proses yang di program, namun hal ini tergantung dari program yang dibuat.
- Operasi pada rangkaian yang tetap
Jika suatu rangkaian operasi tidak pernah diubah, seperti misalnya drum mekanik , lebih murah jika tetap menggunakan konsep relay dari pada menggunakan PLC
Konfigurasi Input pada PLC | Wiring PLC
Sebelum melakukan pemrograman PLC, baik itu pada PLC OMRON dengan Syswin atau PLC Wago dengan CodeSys, ada satu hal penting yang harus dikuasai yaitu wiring PLC
dalam hal ini konfigurasi Input pada PLC. Dalam PLC yang berukuran
kecil biasanya input sudah terinclude dalam modul PLC, artinya dalam PLC
tersebut sudah terdapat CPU, power supply, I/O, dll dan biasanya PLC
seperti ini jumlah I/O nya tidak dapat ditambah lagi. Untuk
PLC
yang berukuran lebih besar biasanya I?O nya terpisah, artinya CPU nya
terpisah, modul I/O nya terpisah serta power supply nya jua terpisah,
keuntungan PLC seperti ini kita dapat menambah jumlah I/O sesuai dengan
kebutuhan.
Dalam pembahasan kali ini,
wiring PLC yang akan dibahas lebih khusus pada tipe yan kedua. Daftar di
bawah ini menunjukkan range tegangan untuk input yang paling umum
dipakai:
-12-24 VDC
-100-120 Vac
-10-60 VDC
-12-24 Vac / dc
-5 VDC (TTL)
-200-240 Vac
-48 VDC
-24 Vac
Modul I/O umumnya tidak memiliki
power supply internal artinya kita membuatuhkan power supply eksternal
untuk mengaktifkan I/O tersebut.
Tegangan untuk input dan sensor. Contoh pada gambar dibawah ini menunjukkan bagaimana untuk menghubungkan masukan AC input
Pada contoh pada gambar diatas
ada dua masukan, satu adalah tombol push button NO, dan yang kedua
adalah temperatur switch, atau relay termal. Kedua switch ini terhubung
dengan tegangan phasa (kalau pada tegangan DC pada terminal positifnya)
dan netral (kalau pada tegangan DC berarti terminal negatifnya)
dihubungkan ke COM pada PLC.
Ini berarti ketika switch terbuka tidak ada tegangan yang diteruskan ke kartu input. Jika salah satu
switch
ditutup maka pada switch yang tertutup itu akan diteuskan tegangan ke
input dan akan terjadi perubahan logika pada input. Gambar dibawahnya
adalah bentuk ladder diagram
Catatan: ketika menggunakan dua
buah power supply maka maka terminal netral (jika power supply AC) atau
terminal negative (jika menggunakan power supply DC) harus dihubungkan
antara keduanya lalu dihubungkan ke COM (common) pada PLC.
.
Keunggulan PLC dibanding Sistem Konvensional
Salah satu keunggulan PLC dibanding sistem konvensional kontrol panel adalah sebagai berikut :
• Pada Progammable Logic Controller :
1. Pengawatan lebih sedikit.
2. Perawatan relatif mudah .
3. Pelacakan sistem lebih sedarhana.
4. Konsumsi daya relatif rendah.
5. Dokumentasi gambar lebih sederhana dan lebih mudah dimengerti.
6. Modifikasi sistem lebih sederhana dan cepat.
• Pada Sistem Konvensional Kontrol Panel:
1. Pengawatan lebih kompleks.
2. Perawatan membutuhkan waktu yang lama.
3. Pelacakan kesalahan membutuhkan waktu yang lama.
4. Konsumsi daya yang relatif tinggi.
5. Dokumentasi gambar lebih banyak.
6. Modifikasi sistem membutuhkan waktu yang lama.
Hal-hal yang dapat dikerjakan oleh PLC
Sebagai kontrol urutan mempunyai fungsi:
1. Pengganti relay kontrol logika konvensional.
2. Pewaktu/pencacah (Timer / counter).
3. Pengganti pengontrol PCB card.
4. Mesin kontrol ( auto / semi auto/manual ).
Sebagai kontrol yang canggih mempunyai fungsi:
1. Operasi aritmatika.
2. Penanganan informasi.
3. Kontrol analog ( suhu, tekanan, dan lain-lain ).
4. PID ( Proporsional-Integral-Diferensial).
5. Kontrol motor servo.
6. Kontrol motor stepper.
Sebagai kontrol pengawasan mempunyai fungsi:
1. Proses monitor dan alarm.
2. Monitor dan diagnosa kesalahan.
3. Antarmuka dengan komputer (RS- 23C/ RS-422).
4. Antarmuka printer / ASCII.
5. Jaringan kerja otomatisasi pabrik.
6. Local Area Network.
7. Wibe Area Network.
8. FMS (Flexible Manufacturing System), CIM ( Computer Integrated Manufacturing ), FA ( factory automation ).
Konfigurasi Programmable Logic Controller
PLC mempunyai konfigurasi yang terdiri dari 6 bagian utama yaitu:
- Unit Power Supply
Unit ini berfungsi untuk memberikan tegangan pada blok CPU PLC, biasanya berupa switching power supply.
- CPU (Central Processing Unit) PLC
Unit merupakan otak dari PLC, disinilah program akan diolah sehingga sistem kontrol yang telah kita desain bekerja seperti yang kita inginkan. CPU PLC sangat bervariasi macamnya tergantung pada masing-masing merk dan tipe PLC-nya.
- Memori unit
RAM : Random Acces Memory
EPROM : Eraseable Progammable Read Only Memory
EEPROM : Electrical Eraseable Programmable Read Only Memory.
- Input unit ( sebagai contoh PLC Omron )
Input digital: Input Point Digital
o DC 24 V input
o DC 5 V input / TTL (Transistor Transistor Logic)
o AC/DC 24 V input
o AC 110 V input
o AC 220 V input
Input analog : Input Point Linear
• 0 – 10 V DC
• -10 V DC – 10 V DC
• 4 – 20 mA DC
- Output unit
Output digital : Output Point Digital 1.
o Relay Output
o AC 110 V output
o AC 220 V output
o DC 24 V output,tipe PNP dan tipe NPN.
Output analog : Output Point Linier
• 0 – 1 V DC
• -10 V DC – 10 V DC
• 4 – 20 mA DC
- Peripheral
Yang termasuk dalam peripheral adalah :
1. SSS (Sysmac Support Software)
2. PROM writer
3. GPC (Graphic Programming Console)
4. FIT (Factory Intelegent Terminal)
Perangkat Keras Programmable Logic Controller
Programmable Logic Controller dapat berarti sebagai alat pengendali logika yang dapat diprogram. PLC ini merupakan perangkat kontrol yang menerima data input dari luar yang ditransfer dalam bentuk keputusan yang bersifat logika dan disimpan dalam memori. PLC mempunyai perangkat keras yang berupa CPU (Central Processing Unit), modul input dan output, memori serta piranti program.
Ketika PLC bekerja , saat itu juga PLC mengakses data input dan output, menjalankan program instruksi, serta menjalankan peralatan eksternal.
Central Processing Unit
Central Processing Unit (CPU) merupakan pusat pengolah dan pengontrol data dari seluruh sistem kerja PLC. Proses yang dilakukan oleh CPU ini antara lain adalah mengontrol semua operasi, mengolah program yang ada dalam memori, serta mengatur komunikasi antara input-output, memori dan CPU melalui sistem BUS. CPU juga berfungsi menjalankan dan mengolah fungsi-fungsi yang diinginkan berdasarkan program yang telah ditentukan.
Memori
Agar PLC dapat bekerja sesuai harapan maka dibutuhkan suatu program untuk menjalankannya. Program tersebut harus disimpan dengan cara tertentu agar PLC dapat mengakses perintah-perintah sesuai yang diinstruksikan. Disamping itu juga diperlukan untuk menyimpan data sementara selama pelaksanaan program.
Model Input Output
Model input output merupakan piranti yang menghubungkan antara PLC dengan peralatan yang dikendalikannya. Sebagai contoh pada PLC OMRON rata-rata mempunyai 16 built-in input yang terpasang pada unit 0 CH ( zero channel ). Namun demikian jumlah ini dapat ditambah dengan memasang unit ekspansi I/O. Model input atau output tambahan ini dapat dipasang secara bebas sesuai dengan kebutuhan.
Programming Console
Perangkat ini merupakan panel pemrograman yang didalamnya terdapat RAM (Random Access Memory) yang berfungsi sebagai tempat penyimpanan semi permanen pada sebuah program yang sedang dibuat atau dimodifikasi. Program yang dituliskan ke dalam console harus dalam bentuk mnemonic. Perangkat ini dapat dihubungkan langsung ke CPU dengan menggunakan kabel ekstention yang dapat dipasang dan dilepas setiap saat. Apabila proses eksekusi program telah melewati satu putaran maka panel (Programming Console) ini dapat dicabut dan dipindahkan ke CPU lain, sedangkan CPU yang pertama tadi masih tetap bisa untuk menjalankan programnya, tetapi harus pada posisi RUN atau MONITOR
Keunggulan PLC dibanding Sistem Konvensional
Salah satu keunggulan PLC dibanding sistem konvensional kontrol panel adalah sebagai berikut :
• Pada Progammable Logic Controller :
1. Pengawatan lebih sedikit.
2. Perawatan relatif mudah .
3. Pelacakan sistem lebih sedarhana.
4. Konsumsi daya relatif rendah.
5. Dokumentasi gambar lebih sederhana dan lebih mudah dimengerti.
6. Modifikasi sistem lebih sederhana dan cepat.
• Pada Sistem Konvensional Kontrol Panel:
1. Pengawatan lebih kompleks.
2. Perawatan membutuhkan waktu yang lama.
3. Pelacakan kesalahan membutuhkan waktu yang lama.
4. Konsumsi daya yang relatif tinggi.
5. Dokumentasi gambar lebih banyak.
6. Modifikasi sistem membutuhkan waktu yang lama.
Hal-hal yang dapat dikerjakan oleh PLC
Sebagai kontrol urutan mempunyai fungsi:
1. Pengganti relay kontrol logika konvensional.
2. Pewaktu/pencacah (Timer / counter).
3. Pengganti pengontrol PCB card.
4. Mesin kontrol ( auto / semi auto/manual ).
Sebagai kontrol yang canggih mempunyai fungsi:
1. Operasi aritmatika.
2. Penanganan informasi.
3. Kontrol analog ( suhu, tekanan, dan lain-lain ).
4. PID ( Proporsional-Integral-Diferensial).
5. Kontrol motor servo.
6. Kontrol motor stepper.
Sebagai kontrol pengawasan mempunyai fungsi:
1. Proses monitor dan alarm.
2. Monitor dan diagnosa kesalahan.
3. Antarmuka dengan komputer (RS- 23C/ RS-422).
4. Antarmuka printer / ASCII.
5. Jaringan kerja otomatisasi pabrik.
6. Local Area Network.
7. Wibe Area Network.
8. FMS (Flexible Manufacturing System), CIM ( Computer Integrated Manufacturing ), FA ( factory automation ).
Konfigurasi Programmable Logic Controller
PLC mempunyai konfigurasi yang terdiri dari 6 bagian utama yaitu:
- Unit Power Supply
Unit ini berfungsi untuk memberikan tegangan pada blok CPU PLC, biasanya berupa switching power supply.
- CPU (Central Processing Unit) PLC
Unit merupakan otak dari PLC, disinilah program akan diolah sehingga sistem kontrol yang telah kita desain bekerja seperti yang kita inginkan. CPU PLC sangat bervariasi macamnya tergantung pada masing-masing merk dan tipe PLC-nya.
- Memori unit
RAM : Random Acces Memory
EPROM : Eraseable Progammable Read Only Memory
EEPROM : Electrical Eraseable Programmable Read Only Memory.
- Input unit ( sebagai contoh PLC Omron )
Input digital: Input Point Digital
o DC 24 V input
o DC 5 V input / TTL (Transistor Transistor Logic)
o AC/DC 24 V input
o AC 110 V input
o AC 220 V input
Input analog : Input Point Linear
• 0 – 10 V DC
• -10 V DC – 10 V DC
• 4 – 20 mA DC
- Output unit
Output digital : Output Point Digital 1.
o Relay Output
o AC 110 V output
o AC 220 V output
o DC 24 V output,tipe PNP dan tipe NPN.
Output analog : Output Point Linier
• 0 – 1 V DC
• -10 V DC – 10 V DC
• 4 – 20 mA DC
- Peripheral
Yang termasuk dalam peripheral adalah :
1. SSS (Sysmac Support Software)
2. PROM writer
3. GPC (Graphic Programming Console)
4. FIT (Factory Intelegent Terminal)
Perangkat Keras Programmable Logic Controller
Programmable Logic Controller dapat berarti sebagai alat pengendali logika yang dapat diprogram. PLC ini merupakan perangkat kontrol yang menerima data input dari luar yang ditransfer dalam bentuk keputusan yang bersifat logika dan disimpan dalam memori. PLC mempunyai perangkat keras yang berupa CPU (Central Processing Unit), modul input dan output, memori serta piranti program.
Ketika PLC bekerja , saat itu juga PLC mengakses data input dan output, menjalankan program instruksi, serta menjalankan peralatan eksternal.
Central Processing Unit
Central Processing Unit (CPU) merupakan pusat pengolah dan pengontrol data dari seluruh sistem kerja PLC. Proses yang dilakukan oleh CPU ini antara lain adalah mengontrol semua operasi, mengolah program yang ada dalam memori, serta mengatur komunikasi antara input-output, memori dan CPU melalui sistem BUS. CPU juga berfungsi menjalankan dan mengolah fungsi-fungsi yang diinginkan berdasarkan program yang telah ditentukan.
Memori
Agar PLC dapat bekerja sesuai harapan maka dibutuhkan suatu program untuk menjalankannya. Program tersebut harus disimpan dengan cara tertentu agar PLC dapat mengakses perintah-perintah sesuai yang diinstruksikan. Disamping itu juga diperlukan untuk menyimpan data sementara selama pelaksanaan program.
Model Input Output
Model input output merupakan piranti yang menghubungkan antara PLC dengan peralatan yang dikendalikannya. Sebagai contoh pada PLC OMRON rata-rata mempunyai 16 built-in input yang terpasang pada unit 0 CH ( zero channel ). Namun demikian jumlah ini dapat ditambah dengan memasang unit ekspansi I/O. Model input atau output tambahan ini dapat dipasang secara bebas sesuai dengan kebutuhan.
Programming Console
Perangkat ini merupakan panel pemrograman yang didalamnya terdapat RAM (Random Access Memory) yang berfungsi sebagai tempat penyimpanan semi permanen pada sebuah program yang sedang dibuat atau dimodifikasi. Program yang dituliskan ke dalam console harus dalam bentuk mnemonic. Perangkat ini dapat dihubungkan langsung ke CPU dengan menggunakan kabel ekstention yang dapat dipasang dan dilepas setiap saat. Apabila proses eksekusi program telah melewati satu putaran maka panel (Programming Console) ini dapat dicabut dan dipindahkan ke CPU lain, sedangkan CPU yang pertama tadi masih tetap bisa untuk menjalankan programnya, tetapi harus pada posisi RUN atau MONITOR
Pengertian PLC
Programmable Logic Controllers (PLC) adalah komputer elektronik
yang mudah digunakan (user friendly) yang memiliki fungsi kendali untuk
berbagai tipe dan tingkat kesulitan yang beraneka ragam
Definisi Programmable Logic Controller menurut Capiel (1982)
adalah : sistem elektronik yang beroperasi secara dijital dan didisain untuk
pemakaian di lingkungan industri, dimana sistem ini menggunakan memori yang
dapat diprogram untuk penyimpanan secara internal instruksi-instruksi yang
mengimplementasikan fungsi-fungsi spesifik seperti logika, urutan, perwaktuan,
pencacahan dan operasi aritmatik untuk mengontrol mesin atau proses melalui
modul-modul I/O digital maupun analog.
Berdasarkan namanya konsep PLC adalah sebagai berikut :
1. Programmable, menunjukkan kemampuan dalam hal memori untuk
menyimpan program yang
telah dibuat yang dengan mudah diubah-ubah fungsi atau
kegunaannya.
2. Logic, menunjukkan kemampuan dalam memproses input secara
aritmatik dan logic (ALU), yakni
melakukan operasi membandingkan, menjumlahkan,
mengalikan, membagi, mengurangi, negasi,
AND, OR, dan lain sebagainya.
3. Controller, menunjukkan kemampuan dalam mengontrol dan mengatur
proses sehingga
menghasilkan output yang diinginkan.
PLC ini dirancang untuk menggantikan suatu rangkaian relay
sequensial dalam suatu sistem kontrol. Selain dapat diprogram, alat ini juga
dapat dikendalikan, dan dioperasikan oleh orang yang tidak memiliki pengetahuan
di bidang pengoperasian komputer secara khusus. PLC ini memiliki bahasa
pemrograman yang mudah dipahami dan dapat dioperasikan bila program yang telah
dibuat dengan menggunakan software yang sesuai dengan jenis PLC yang digunakan
sudah dimasukkan.
Fungsi dan kegunaan PLC sangat luas. Dalam prakteknya PLC dapat
dibagi secara umum dan secara khusus.
Secara umum fungsi PLC adalah sebagai berikut:
1. Sekuensial Control. PLC memproses input sinyal biner menjadi
output yang digunakan untuk keperluan pemrosesan teknik secara berurutan
(sekuensial), disini PLC menjaga agar semua step atau langkah dalam proses
sekuensial berlangsung dalam urutan yang tepat.
2. Monitoring Plant. PLC secara terus menerus memonitor status
suatu sistem (misalnya temperatur, tekanan, tingkat ketinggian) dan mengambil
tindakan yang diperlukan sehubungan dengan proses yang dikontrol (misalnya
nilai sudah melebihi batas) atau menampilkan pesan tersebut pada operator.
3. Shutdown System
Prinsip kerja sebuah PLC adalah menerima sinyal masukan proses
yang dikendalikan lalu melakukan serangkaian instruksi logika terhadap sinyal
masukan tersebut sesuai dengan program yang tersimpan dalam memori lalu
menghasilkan sinyal keluaran untuk mengendalikan aktuator atau peralatan
lainnya.
Peralatan yang Berhubungan dengan PLC
Peralatan Analog
Contoh dari peralatan analog baik input maupun output adalah
sebagai berikut :
INPUT
- Flow transmitters
- Pressure transmitters
- Temperature transmitters
- Position transmitters
- Level transmitters
OUTPUT
Jenis
|
Type PLC
|
Gambar
|
Logix-5 Family
|
PLC-5
|
|
Logix-500 Family
|
SLC-500
|
|
Micrologix
|
||
Logix-5000 Family
|
ControlLogix
|
|
CompactLogix
|
||
FlexLogix
|
2. Siemens
Jenis
|
Type PLC
|
Gambar
|
Micro PLC
|
S7-200
|
|
S7-1200
|
||
Modular PLC
|
S5-115U
|
|
S7-300
|
||
S7-400
|
||
3. Omron
Jenis
|
Type PLC
|
Gambar
|
Micro PLC
|
CPM1A
|
|
CP1E
|
||
CP1L
|
||
Basic PLC
|
CJ1M
|
|
CQM1H
|
||
Modular
|
CJ1H/CJ1G
|
|
CS1H/CS1G
|
||
4. Schneider
Jenis
|
Type PLC
|
Gambar
|
Micro PLC
|
||
Machine Control PLC
|
||
Process Control PLC
|
||
Programmable
Controller
|
||
Smart Relay
|
||
5.
Mitsubishi
Jenis
|
Type PLC
|
Gambar
|
Compact PLC
|
||
Modular PLC
|
Q-Series Q00UJCPU
|
|
Process Control
|
Q12PHCPU
|
|
- Electric motor drives
- Analog meters
- Chart data recorders
- Process controllers
- Variable speed drives
Peralatan Digital
Contoh dari peralatan digital baik input maupun output adalah
sebagai berikut :
INPUT
- Selector Switch
- Temperature Switch
- Flow Switch
- Level Switch
- Pushbutton
- Motor starter contacts
- Limit Switch
- Pressure Switch
- Relay Contact
OUTPUT
- Annunciator
- Alarm light
- Electric fan
- Indicating light
- Electric valve
- Alarm horn
- Selenoid valve
- Motor starters
Merek dan Type PLC
Saat ini banyak merek serta type PLC yang dipakai di industri.
Masing masing PLC memiliki kelebihan dan kekurangan tersendiri. Tinggal pilih
saja bedasarkan kebutuhan serta tebal kantong anda. Berikut beberapa merek
serta type PLC yang banyak dipakai di industri :
Selain merek dan tipe PLC yang telah disebutkan diatas, masih banyak lahi merek dan tipe PLC lainnya seperti GE Fanuc, NAIS, dsb.
Selain merek dan tipe PLC yang telah disebutkan diatas, masih banyak lahi merek dan tipe PLC lainnya seperti GE Fanuc, NAIS, dsb.
Bahasa Pemrograman PLC
Berdasarkan Standart Internasional IEC-61131-3, bahasa pemrograman
PLC ada 5 macam yaitu :
- Ladder Diagram (LD)
- Function Block Diagram (FBD)
- Sequential Function Chart (SFC)
- Structure Text (ST)
- Instruction List (IL)
Tidak semua PLC support kelima bahasa pemrograman diatas. Ada yang
hanya support LD saja, ada juga yang support LD, FBD,SFC,ST tergantung dari PLC
yang kita pakai.
Berikut bahasa pemrograman yang
digunakan oleh beberapa merek PLC :
- Allen bradley PLC-5 & SLC-500 : Ladder Diagram (LD)
- Allen bradley Logix 5000 family : Ladder Diagram (LD), Function Block Diagram (FBD), Sequential Function Chart (SFC), Structure Text (ST)
- Omron CX-Programmer V8.1 : Ladder Diagram (LD), Function Block Diagram (FBD), Sequential Function Chart (SFC)
- Schneider : Ladder Diagram (LD), Function Block Diagram (FBD), Sequential Function Chart (SFC)
- Siemens : Ladder Diagram (LD), Function Block Diagram (FBD), Sequential Function Chart (SFC), Instruction List (IL)
INSTRUKSI INSTRUKSI DASAR PLC
-
Didalam pemrograman PLC terdapat beberapa instruksi – instruksi dasar yang sering digunakan. berikut beberapa contoh dari instruksi - instruksi dasar yang menggunakan software CX - Programmer.
a. Instruksi CounterInstruksi Counter digunakan untuk menghitung input yang masuk ke dalam counter tersebut.
Gambar 7.1 contoh program instruksi Counter
Cara kerja instruksi counter adalah, Ketika counter (CNT 0000) Mendapat input sebanyak dari set value maka akan mengaktifkan contact C0000 sehingga output (1.00) akan aktif. Sedangkan untuk mereset counter bisa menggunakan input 0.01.
b. Instuksi TimerPada sebagian besar aplikasi kontrol terdapat peralatan untuk beberapa aspek kontrol pewaktuan ( timing ). PLC mempunyai fasilitas pewaktuan untuk program yang dapat digunakan. Metode umum dari pemrograman sebuah rangkaian timer adalah untuk menentukan interval yang dihitung dari suatu kondisi atau keadaan
Cara kerja dari instruksi Timer adalah, ketika Timer (TIM 0000) mendapatkan input selama set value akan mengaktifkan contact-contactnya (T0000). Lebih jelasnya bisa dilihat pada gambar 7.2.
Catatan: dalam satu program alamat nomer Counter dan Timer tidak boleh sama. Misal, jika alamat nomer counter 0000 maka alamat Timer tidak boleh menggunakan alamat 0000. Set value timer adalah set x 10. Sehingga misal set value yang diinginkan 10 detik maka penulisan set valuenya adalah 10 detik x 10 = #100
Gambar 7.2 contoh program instruksi Timer
c. Instruksi IL dan ILCIL adalah singkatan dari Inter Lock sedangkan ILC adalah singkatan dari Interlock Clear berfungsi untuk mengunci program.Biasanya IL dan ILC digunakan untuk tombol Emergency.
Gambar 7.3 contoh program instruksi IL dan ILC
Cara kerja dari instruksi IL dan ILC adalah, apabila tombol emergency (input 0.02) ditekan maka semua diantara instruksi IL dan ILC tidak akan aktif.
d. Instruksi DIFU/DIFDAplikasi kontrol ini berfungsi untuk mengaktifkan output selama satu scan.
Gambar 7.4 Time chart DIFU / DIFD
Untuk mengaktifkan output selama satu scan selain menggunakan instruksi DIFU / DIFD juga bisa menggunakan contact dengan differentiation up/down. Untuk membuat instruksi contact dengan differentiation up/down yaitu, klik New Contact – Detail>> – Differentiation up / down. Seperti gambar 7.5.
Gambar 7.5 cara membuat instruksi contact dengan differentiation up
e. Instruksi Holding RelayHolding Relay adalah relay internal yang bisa di pakai untuk menahan system yang sedang bekerja walau aliran supply power off, misalnya jika Sumber Power/ PLN mati, apabila di pasang holding Relay maka proses bisa tetap lanjut tidak mulai dari awal lagi.
Gambar 7.6 contoh program instruksi Holding Relay
f. Instruksi CompareInstuksi ini digunakan untuk membandingkan dua buah data .
Gambar 7.7 contoh program instruksi Compare
Cara kerja instruksi Compare adalah apabila data D100 < D200 maka output (1.02) akan aktif, jika D100 = D200 maka output (1.03) akan aktif, dan apabila D100 > D200 maka output (1.03) yang akan aktif.
g. Instruksi MOVInstruksi ini digunakan untuk memindahkan data
h. Instruksi Scaling/SCL
Memori PLC
Mulai dari sini kita akan lebih sering menggunakan memori
internal PLC. Memori PLC Omron yaitu
1) IR (Internal Relay)
Bagian memori ini digunakan untuk
menyimpan status keluaran dan masukan PLC. Untuk CPM1A/CPM2A, masing masing bit
IR000 berhubungan langsung dengan terminal masukan, misal IR000.00 (atau 000.00
saja) berhubungan langsung dengan masukan ke-1 dan IR 000.05 (atau 000.05).
Daerah IR terbagi atas tiga macam area, yaitu area masukan, area keluaran dan
area kerja. Untuk mengakses memori ini cukup dengan angkanya saja, 000 untuk
masukan, 010 untuk keluaran dan 200 untuk memori kerjanya
2) SR (Special Relay)
Special
relay adalah
relai yang mempunyai fungsi-fungsi khusus seperti untuk pencacah, interupsi dan
status flags (misalnya pada intruksi penjumlahan terdapat kelebihan digit
pada hasilnya (carry flag), kontrol bit PLC, informasi kondisi PLC,
dan sistem clock (pulsa 1 detik; 0,2 detik dan sebagainya).
3) Ar (Auxilary Relay)
Terdiri dari flags
dan bit untuk tujuan-tujuan khusus.
Dapat menunjukkan kondisi PLC yang disebabkan oleh kegagalan sumber
tegangan, kondisi spesial I/O, kondisi input atau output unit, kondisi CPU PLC,
kondisi memori PLC.
4) LR (Link Relay)
Digunakan untuk data link
pada PLC link
system. Artinya
untuk tukar-menukar informasi antara dua PLC atau lebih dalam suatu sistem
kontrol yang saling berhubungan satu dengan yang lain dan menggunakan banyak PLC.
Terdiri dari 16 word, LR00 hingga LR15 atau 256 bit, LR00.00 hingga LR15.15,
untuk CPM1A/CPM2A.
5) HR (Holding Relay)
Holding
Relay digunakan
untuk mempertahankan kondisi kerja rangkaian PLC yang sedang dioperasikan
apabila terjadi gangguan pada sumber tegangan dan akan menyimpan kondisi kerja PLC
walaupun sudah dimatikan. Untuk CPM1A/CPM2A daerah ini terdiri dari 20 word, HR00 hingga HR19 atau 320 bit.
HR000.00 hingga HR19.15. Bit-bit HR ini dapat digunakan bebas didalam program
sebagaimana bit-bit kerja (works bit).
6) TR (Temporary Relay)
Berfungsi untuk penyimpanan sementara
kondisi logika program pada ladder diagram yang mempunyai titik percabangan khusus
terdapat 8 bit, TR00 hingga TR07, baik untuk CPM1A/CPM2A
7) DM (Data Memory)
Berfungsi untuk penyimpanan data-data
program karena isi DM tidak akan hilang (reset) walaupun sumber tegangan PLC
mati.
Yang akan sering kita gunakan yaitu DM (Data Memory)
Melakukan pemrograman PLC OMRON CPM1A
Melakukan
pemrograman PLC CPM1A. Hal – hal yang harus di lakukan adalah sebagai berikut:
- Hidupkan PLC OMRON CPM1A dengan menyambungnya ke sumber catu daya, lampu indicator PWR pada PLC akan menyala.
- Hubungkan PLC OMRON CPM1A dengan PC, dengan menggunakan kabel CIF 02 port USB.
- Akan muncul perintah instalasi dari port USB kabel CIF02. Ikuti perintahnya next next dan next sampai akhir perintah finish.
- CX-Programmer adalah software untuk membuat program PLC CPM1A dari Omron. Buka program CX-Programmer, maka akan muncul perintah Online registration, exit saja
- Buka icon new untuk membuat program ladder baru, maka akan muncul box change PLC. Change PLC bertujuan untuk menyesuaikan program yang kita buat dengan jenis PLC yang kita gunakan. Karena PLC yang saya gunakan adalah PLC OMRON CPM1A, maka konfigurasinya adalah sebagai berikut
ganti device typenya menjadi CPM1(CPM1A)
(sesuaikan dengan PLC yang anda gunakan ) klik setting akan muncul box lagi
ubah CPU type nya ke CPU 30 karena saya memakai
jenis PLC dengan I/O 30 (sesuaikan denang PLC yang anda gunakan) penyesuaian
ini bertujuan agar PC
dapat berkomunikasi dengan PLC, kemudian ok dan ok
6. Setelah itu
akan mucul lembar kerja dan selanjutnya buatlah program yang hendak kita
buat
Lembar kerja adalah tempat untuk merancang diagram
ladder yang akan digunakan. Semua instruksi tersedia dan pengguna tinggal
memakainya. Buatlah diagram ladder dengan rung sedikit mungkin karena itu akan
menghemat memori PLC yang dipakai. Sesuaikan urutan kerja sistem dengan urutan diagram
ladder, karena diagram ladder dieksekusi mulai dari rung atas kemudian
berlanjut ke bawah. Berikan keterangan pada setiap rung dan diagram ladder agar
orang lain mudah untuk memahaminya.
7. Setelah
selesai membuat program, klik save lalu klik program pilih Compile (Ctrl+F7)
untuk mengetahui kesalahan dari program tersebut sehingga mucul tampilan
seperti ini
8. Lakukan
work online setelah tidak terjadi kesalahan dalam program. Selanjutnya adalah
menghubungkan komputer ke PLC dengan cara klik PLC pada taskbar, work online klik Ok, lalu klik finish. Work online bertujuan
agar saat program berjalan kita masih bisa melakukan monitoring alur kerja
program pada diagram ladder. Pada PLC lampu indicator COMM akan menyala yang menandakan bahwa PLC telah terhung ke PC.
9. Lakukan
download program dari CX-programmer ke PLC OMRON CPM1A seperti pada gambar
10. selanjutnya lakukan RUN dengan klik PLC,
operating mode, RUN. Lampu indicator RUN pada PLC akan menyala. Program siap
diekseskusi oleh PLC
Dalam bidang kelistrikan, kabel CIF 02 adalah peralatan standar yang digunakan sebagai komunikasi serial biner tunggal berupa data dan kontrol sinyal yang menghubungkan antara DTE (Data Terminal Equipment) dan DCE (Data Circuit-terminating Equipment). Hal ini umumnya digunakan dalam komputer komunikasi serial. Pada Kabel CIF 02, program yang telah dibuat dapat diunduh ke PLC, begitu juga sebaliknya data
program yang tersimpan pada PLC dapat diunggah ke PC. Kedua transmisi sinkron dan asinkron yang didukung oleh sebuah peralatan standar. Selain sirkuit data, peralatan standarlah yang mendefinisikan beberapa sirkuit kontrol yang digunakan untuk mengelola hubungan antara DTE dan DCE. Setiap data atau rangkaian kontrol hanya beroperasi disatu arah, yaitu sinyal dari DTE ke DCE yang melekat atau sebaliknya. Pengiriman data dan penerimaan data merupakan rangkaian terpisah, antarmuka dapat beroperasi dalam model full duplex, didukung data yang mengalir bersamaan dalam dua arah. Standar ini tidak mendefinisikan framing karakter dalam data stream, atau pengkodean karakter. Kabel CIF 02 mempunyai ujung port USB.
Di pasaran, kabel ini di hargai 700 ribu. Memang mahal hanya untuk sebuah kabel. Saya membeli PLC Omron CPM1A I/O 30 dan kabel CIF 02 dengan total 2.5 jt hanya untuk mengerjakan skripsi. MAHALLLLLLLLLL
Skema rancangan kabel CIF 02. Data exchange indicator akan menyala ketika terjadi komunikasi anatara PC dan PLC.
Mengenal PLC OMRON CPM1A
Tiap-tiap
PLC pada dasarnya merupakan sebuah mikrokontroler (CPU-nya PLC bisa
berupa mikrokontroler maupun mikroprosesor) yang dilengkapi dengan
periferal yang dapat berupa masukan digital, keluaran digital atau
relay. Perangkat lunak programnya sama sekali berbeda dengan bahasa
komputer seperti pascal, Basic, C dan lain-lain, programnya menggunakan
apa yang dinamakan sebagai diagram tangga atau ladder diagram.
CPM1A
dan CPM2A merupakan PLC produk Omron, perbedaan mendasar antara CPM1A
dan CPM2A adalah fungsi dan jumlah terminal masukan dan keluarannya,
CPM1A 10 memiliki 6 masukan (I0 – I5) dan 4 keluaran (O0 – O3) total
jalur keluaran/masukan, sedangkan CPM2A memiliki 20 jumlah keluaran dan
masukan yang jauh lebih banyak, yaitu 12 masukan dan 8 keluaran (total
20 jalur keluaran/masukan). Pada gambar II.1 dan II.2 ditunjukkan gambar
Omron CPM1A 10 keluaran/masukan (10 I/O), sedangkan pada gambar II.3
ditunjukkan gambar Omron CPM2A 20 keluaran/masukan.
Sebagai
mana terlihat pada gambar II.1 (CPM1A-10) maupun II.3 (CPM2A-20),
selain adanya indikator keluaran dan masukan, terlihat juga adanya 4
macam lampu indikator, yaitu PWR, RUN, ERR/ALM dan COMM. Arti
masing-masing lampu indikator tersebut ditunjukkan pada tabel II.1.
Indikator
|
Status
|
Keterangan
|
PWR
|
ON
|
Catu daya disalurkan ke PLC
|
(Hijau)
|
OFF
|
Catu daya tidak disalurkan ke PLC
|
RUN
|
ON
|
PLC dalam kondisi mode kerja RUN atau monitor
|
(Hijau)
|
OFF
|
PLC dalam kondisi mode PROGRAM atau munculnya
|
kesalahan yang fatal
| ||
COMM
|
Kedip
|
Data sedang dikirim melalui port periferal atau RS-232C
|
(kuning)
|
OFF
|
Tidak ada proses pengiriman data melalui port periferal
|
maupun RS-232C
| ||
ERR/ALM
|
ON
|
Muncul suatu kesalahan fatal (operasi PLC berhenti)
|
(merah)
|
Kedip
|
Muncul suatu kesalahan tak-fatal (operasi PLC berlanjut)
|
OFF
|
Operasi berjalan dengan normal
|
Gambar . Omron CPM1A
Selain
4 lampu indikator, juga bisa ditemukan adanya fasilitas untuk melakukan
hubungan komunikasi dengan komputer, melalui RS-232C atau yang lebih
dikenal dengan port seria.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar